Emas Putih Diserbu
Sriwijaya Post - Senin, 1 Februari 2010 14:56 WIB
MAU pakai emas tapi dengan harga miring? Segeralah datang ke stan emas putih di atrium Palembang Square, Sabtu (30/1). Dengan harga Rp 180 ribu/gram, emas putih PLG laris hingga lebih dari 200 potong per hari.
Pembelinya yang kebanyakan perempuan datang menyerbu perhiasan terbuat dari emas putih itu. Mereka berimpitan dengan sesama calon pembeli emas putih yang berbondong-bondong datang. Sien, pemilik stan emas putih PLG yang berukuran 1 X 3 meter itu sengaja menyiapkan 12 pegawai untuk melayani pembeli.
“Kalau beli emas kuning harganya mahal, satu gram bisa tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Beda dengan emas putih ini. Harganya tidak sampai dua ratus ribu rupiah. Nilai investasinya pun hampir sama. Bisa dijual dan digadaikan kembali,” kata Irma (32) yang membeli dua set perhiasan berupa kalung dan gelang dengan berat 4 gram.
Ia menyebut model yang ditonjolkan emas putih PLG sangat bervariasi. Mereka mampu mengkombinasikan dengan batu manik-manik aneka warna. Tampilannya pun berkilau sehingga mata tidak bosan memandangnya. Dari sisi harga, emas putih PLG termasuk murah dibandingkan emas putih yang beredar selama ini.
“Harganya juga murah. Kalau di pasar emas putih mencapai dua ratus ribuan per gram,” katanya.
Sementara Sien, pengelola emas putih PLG mengatakan, emas putih ini termasuk pertama kali masuk Palembang. Respon pasar diakui sangat baik, dalam sehari mampu terjual hingga 200 potong. Ia menargetkan selama tujuh hari pameran akan terjual 10 kilogram emas.
Dijelaskannya dari sisi produk, PLG adalah perhiasan dengan kandungan 75 persen emas putih berkualitas yang dicampur dengan logam Platinum Group Metal (PGM). PGM termasuk kelompok logam mulia berwarna putih yang berasal dari tujuh campuran logam, yakni Platinum, Palladium, Rhodium, Ruthenium, Osmium dan Iridium.
“Tujuh bahan logam inilah yang menjadikan keunggulan emas putih PLG dibanding emas putih lainnya,” katanya.
PLG sendiri, lanjut Sien, adalah merek dagang yang sudah diriset dan dikembangkan oleh HWT (Hartono Wira Tanic) dengan pabrikan di Sidoarjo Jawa Timur.
Soal harga, lebih murah 50 persen dari kadar yang mengandung 75 persen emas putih di pasaran. Adapun keunggulannya lainnya, kata Sien, emas putih PLG tidak mengandung nikel sehingga tidak menyebabkan iritasi atau kondisi ekstrim pada kulit. Warna dasarnya putih mengkilap sehingga dijamin tidak akan berubah.
“Bentuk dan modelnya bervariasi dan selalu mengikuti trendsetter. Ada banyak pilihan yang ditawarkan. Konsumen juga tidak akan bosan memilikinya,” jelas Sien.
Memiliki emas putih juga bisa dipakai untuk investasi. Betapa tidak, emas ini bisa diperjual belikan sesuai harga pasar. Namun jika konsumen merasa sayang menjualnya, emas PLG juga bisa digadaikan dengan taksiran sesuai perhitungan emas putih biasa. “Kita juga sudah bekerjasama dengan Pengadaian sehingga kalau konsumen mau menggadaikan bisa saja. Makanya untung karena emas ini mampu berfungsi sebagai investasi,” kata Sien.
Atau jika konsumen mau menjual langsung ke toko asalnya, bisa langsung ke toko Majestic yang terletak di Jalan Letkol Iskandar No 612 Palembang. Pihak toko hanya akan memotong minimal 10 persen dari nilai jual sebelumnya tergantung kondisi perhiasan.
Diakui Sien, selama dua hari membuka pameran, produk terlaris adalah gelang dan kalung dengan berat dari tiga gram hingga lima gram. Soal bentuk, warga Palembang cenderung lebih suka bentuk rantai bola-bola untuk gelang. Sementara untuk cincin lebih mengandalkan tipe yang mengandung satu mata (batu manik-manik). Disediakan ukuran 1 gram hingga 15 gram dengan perhiasan berbentuk cincin, gelang dan kalung. (dewi handayani)
Dapatkan
Jurus Cerdas Mempromosikan Web atau Blog dengan cara yang tidak pernah Anda Fikirkan